Breaking News

Rabu, 17 Agustus 2011

Akhir Dari Petualangan Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat


Afifuddin
Pelarian Muhammad Nazaruddin ke sejumlah Negara akhirnya berakhir di Kolumbia. Pelarian Nazaruddin ke sejumlah Negara telah membuat Demokrat dan tokoh penting lainnya kalang kabut. Kenapa tidak, nyanyian Nazaruddin dari persembunyian melaui skyp menyerang petinggi Partai Demokrat dan sejumlah petinggi lainnya. KPK juga menjadi sasaran serangan yang di lancarkan oleh Nazaruddin dari persembunyiannya di beberapa Negara.

Nazaruddin yang sedang tersandung kasus suap Wisma Atlet yang sedang di usut KPK merupakan tokoh kunci dalam mengungkapkan tabir penyuapan tersebut. Menurut pengakuan Nazaruddin dia memiliki bukti – bukti yang lengkap adanya keterlibatan petinggi Partai Demokrat dan juga oknom dari KPK terutama Ketua Partai Demokrat Anas Urbaninggrum. Nazaruddin menuding suksesi pemenangan Anas menuju kursi Ketua Demokrat tidak terlepas dari Politik Uang, “tidak mungkin menang Anas bila tidak melakukan politik uang” ungkap Nazaruddin melalui skyp yang di siarkan oleh beberapa Media Elektronik dan Televisi. Dan, uang tersebut berasal dari proyek pembangunan Wisma Atlet tersebut. 

Dengan demikian untuk mengungkapkan tabir ini, Nazaruddin diminta hadir di persidangan untuk menjelaskan semua fakta – fakta seperti yang dia nyanyian selama ini. Sehingga jelas siapa yang salah dan siapa yang tidak bersalah, dengan demikian tidak menimbulkan fitnah yang merugikan Bangsa Indonesia. Presiden Sby juga Ketua Pembina Partai Demokrat juga angkat bicara “Pulanglah Nazaruddin ke tanah air”. Sehingga di bentuklah tim untuk mencari keberadaan Nazaruddin yang sangat lihai dalam menghilangkan jejaknya di sejumlah Negara. 

Setelah 3 bulan lebih masa persembunyian nazaruddin di beberapa Negara seperti Vietnam, Dubai, Paris, Bahama, Dominika dan akhirnya di tangkap di Kolombia. Walaupun sempat kontrofersi tempat penangkapanya. Ada sumber yang mengatakan di tangkap oleh Polisi Interpol di sebuah Caffe, namun belakangan di nyatakan tertangkapnya Nazaruddin di Bandara Rafael Nunez pada tanggal 6 Agustus 2011. Kontrofersi ini membuat banyak pengamat mempertanyakan dan meragukan independensi tim tersebut, banyak kalangan mencurigai ada konspirasi dalam skenerio penangkapan Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat tersebut. Sehingga dibentuklah tim penjemputan Nazaruddin di Kolombia yang di pimpin oleh Brigjen Pol Anas Yusuf dengan pesawat carteran seharga 4 milyar jenis Gulfstream G-V yang sangat mewah. Kabin yang eklusif serta di lengkapi dengan berbagai macam fasilitas teknologi mutakhir seperti akses internet berkecepatan tinggi.  

Argument ini di perkuat dengan ada banyaknya kejanggalan dari proses penangkapan Nazaruddin tersebut di Bogota Kolombia. Perampasan tas hitam milik Nazaruddin menjadi perbincangan hangat di banyak kalangan. Sampai pengacara Nazaruddin OC Kaligis angkat bicara di Bogota bahwa tas hitam milik Nazaruddin di curi oleh Michael Menufandu DUBES RI di Kolombia. Walaupun belakangan Michael membantah tudingan pengacara Nazaruddin OC Kaligis. Michael mengatakan bukan merampas, tetapi Nazaruddin meminta kepadanya untuk di simpan karena dia telah di borgol oleh Polisi Interpol saat itu. 

Terlepas dari adanya saling membantah atas kecurigaan – kecuriagaan adanya konspirasi dalam penangkapan Nazaruddin. Namun banyak fakta yang janggal dan menimbulkan pertanyaan di public atas skenerio penjemputannya. Katakanlah misalnya dengan biaya carter pesawat yang hargai selangit serta pengawal Nazaruddin di pesawat yang memakai sebu, tempat tahanannya di Mako Brimob serat pemeriksaan kesehatanpun di Mako Brimob. Pengacara OC Kaligis sebagai kuasa hukum Nazaruddin tidak di izinkan ikut mendampingi tersangka selama dalam perjalanan ketanah Air. Hal ini menambah daftar kecurigaan public ada konspirasi di balik penangkapan Nazaruddun. Bisa saja terjadi deal – deal politik di dalam pesawat tersebut selama menempuh perjalanan selama 30 jam lebih. Siapa yang bisa jamin tidak terjadi apa – apa dalam perjalanan pulang tersebut, tidak terjadi penekanan – penekanan untuk menutupi bobrok seseorang. Tidak ada yang dapat menjamin hal itu terjadi mengingat tidak ada satupun dari tim independen di dalam pesawat tersebut. Selain itu kita ketahui semua bahwa banyak orang meragukan Rutan Mako Brimob tersebut. Ada joke yang menyatakan Mako Brimob tersebut susah masuknya namun mudah untuk keluar. Banyak fakta yang pernah terjadi tahanan bisa dengan mudah keluar masuk tahanan, katakanah seperti Gayus yang mudah pergi ke Bali dan tahanan – tahanan lainnya. 

Kasus Nazaruddin ini menjadi taruhan kredibilitas baik KPK, Partai Demokrat maupun pemerintahan SBY – Boediono. Bila kasus ini mengambang seperti kasus Bank Century, kasus Antasari akan menimbulkan potensi konflik seperti tahun 1998. Jangan salahkan mahasiswa dan elemen sipil lainnya bergerak untuk membersihkan rezim sekarang, karena di anggap tidak mampu memberantas korupsi dan tidak berdaya di hadapan mafia – mafia besar yang menggrogoti uang rakyat. Jadi, kalau tidak mau kembali terulang tragadi kerusuhan seperti tahun 1998, maka pemerintah sudah saatnya untuk membenah diri, memperbaiki citra buruknya dengan menuntaskan kasus ini sampai ke akar – akarnya. Siapapun dia bila terlibat harus di hukum sesuai Undang – undang yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hukum harus di tegakkan, hukum bukan untuk di langgar tetapi hukum untuk di patuhi dan di jalani sesuai dengan koridor hukum yang berlaku. 

KPK sekarang akan di uji kredibilitasnya saat ini. Saat ini hanya KPK yang masih sedikit harapan rakyat Indonesia sebagai penegak hukum yang di anggap masih bersih. Dengan di tuntaskan kasus ini, maka tingkat kepercayaan public bisa di pulihkan kembali seperti dulu. Tingkap kepercayaan public terhadap KPK saat ini hanya tinggal 40 %, semoga dengan kasus ini bisa di tuntaskan oleh KPK tanpa pandang bulu, kepercayaan KPK akan pulih kembali. Saat inilah KPK harus membuktikan kredibilitasnya sebagai lembaga superbody yang menangani Darurat Korupsi di Indonesia yang sudah berlangsung sangat lama. Kita tunggu kiprah KPK dalam menangani kasus Nazaruddin. Kita berharap KPK masih punya taring yang tajam untuk menusuk dan menerkam koruptor – koruptor di Indonesia. Semoga………………
Read more ...
Designed By VungTauZ.Com